Bissmillahirrahmaanirrahiim...
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat hidup dan anugerah cinta dalam hidup kita semua. Tak lupa
sholawat dan salam bagi junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya
dan kita semua sebagai umatnya. Semoga di akhir kehidupan kita, syafaatnya
adalah anugerah utama yang bisa kita terima....
Sebuah kerinduan yang dalam bagi seorang penulis ketika
berikhtiar untuk dapat menyelesaikan karya tulisnya. Terlebih lagi sebuah
trilogy novel yang didedikasikan seutuhnya untuk seorang wanita termulia dalam
hidup kita semua, yakni IBU. Setidaknya
itulah yang saya rasakan saat ini, ketika ide besar sebuah perwujudan syukur
dan cinta terhadap wanita termulia dalam hidup ini terukir sudah. Sebuah
ungkapan cinta dan terima kasih yang tulus, atas segala pengabdian dan
pengorbananya terhadap titian hidup ini.
Bukanlah karya yang besar sebetulnya, tapi bagi penulis
KUDEKAP IBU DI SISI BAITULLAH, merupakan puncak kecintaan pada sang Ibu setelah
TAKBIR TAKBIR CINTA dan KERETA DI AWAL SYAWWAL, yang begitu utuh mewakilkan
rindu di masa lalu. Semoga karya ini memberikan ‘ruh cinta’ pula kepada siapapun
yang membaca, hingga IBU, bagi siapa saja tetaplah wanita terbaik dan termulia
dalam hidup kita.
“Terima kasih Mi, ini
karya hati untuk semua ketulusan dan keikhlasan Mimi membesarkan dan menafkahi kami
dengan cinta...”
Salam hangat,
Riyanto El Harist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar